Anna Leshchuk: Strategi Marketing Berbasis Data, Kunci Jawab Tantangan Daya Beli yang Melemah

Breams ResearchBreams Research

Memasuki paruh kedua tahun 2025, tanda-tanda perlambatan ekonomi di Indonesia semakin terlihat jelas. Pada kuartal pertama tahun 2025 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,87%. Angka ini lebih rendah dibandingkan angka tahun lalu di kuartal yang sama, yaitu 5,11%.

Menurut analis kebijakan ekonomi dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), salah satu pemicu menurunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia di awal 2025 adalah kemampuan konsumsi masyarakat menurun. Penurunan kemampuan konsumsi ini dampak dari masifnya pemutusan hubungan kerja yang terjadi sejak awal 2025.

Laporan Bank Indonesia mencatat penurunan angka Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Mei 2025, yaitu 117,5. Sebulan sebelumnya, angka IKK masih berada di level 121,7. Angka IKK yang menunjukkan penurunan ini mencerminkan sikap masyarakat yang semakin berhati-hati dalam membelanjakan uang.

Bahkan saat momen Lebaran 2025, menurut Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), pengeluaran rumah tangga di Jakarta turun hingga 25%.

Di tengah kondisi seperti ini, memahami konsumen menjadi sangat penting. Segala keputusan, mulai dari pengembangan produk, strategi pemasaran, hingga komunikasi tentang brand, harus berdasarkan data yang nyata, bukan asumsi. Riset data membantu bisnis melihat apa yang benar-benar dibutuhkan, dirasakan, dan oleh dipikirkan konsumen. Tanpa sebuat riset, kampanye pemasaran bisa tidak efektif atau bahkan tidak tepat sasaran.

“Sekarang semuanya berubah dengan cepat dan tidak bisa ditebak,” ujar Anna Leshchuk, Founder Breams Research, sebuah agensi riset pasar.

Anna Leshchuk, Founder Breams Research

“Di saat seperti ini, kita butuh data yang lebih mendalam,” lanjut Anna. “Di sinilah peran Breams Research, di mana kami tidak hanya menyediakan data yang akurat dan mendalam, tapi juga membantu perusahaan mengambil langkah nyata berdasarkan data tersebut, baik untuk produk, pesan komunikasi, maupun pemilihan saluran promosi.”

Breams Research didirikan untuk membantu lebih banyak bisnis memahami perilaku konsumen secara strategis. Agensi ini telah bekerja sama dengan berbagai perusahaan dari berbagai sektor seperti barang konsumsi, teknologi, hingga gaya hidup, dan menggabungkan metode survei tradisional dengan social listening, analisis sentimen, dan juga etnografi digital.

“Seiring dengan ekonomi Indonesia yang sedang beradaptasi, kemampuan membaca konsumen dengan tepat dan penuh empati akan menjadi keunggulan yang sangat penting,” ujar Anna. Ia menegaskan, bukan tentang siapa yang paling banyak bicara, tapi siapa yang paling peka terhadap apa yang dibutuhkan pasar.**

Foto: Breams Research.