EKRAF, Jakarta – Kementerian Ekonomi Kreatif bersama Kementerian UMKM dan Kementerian Perdagangan meluncurkan program Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia (ASIK) di ballroom Thamrin Nine, Jakarta, Senin (26/5).
Program ASIK 2025 ini, tegas Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya, merupakan wadah kolaboratif yang menghubungkan potensi lokal dengan peluang global.
Secara spesifik, ASIK 2025 yang bertema “Scan The Spirit of Indonesian Creativity” ini menyasar para pelaku ekonomi kreatif (ekraf) subsektor fesyen, kriya dan kuliner dari seluruh Indonesia.
Dengan mengikuti ASIK 2025, para pelaku ekraf akan mendapatkan tiga benefit. Pertama, produknya akan siap ekspor. Hal ini akan terakomodasi dari sejumlah tahapan yang harus dijalani, yaitu tahap kurasi, bootcamp, sertifikasi, business matching dan pameran ekspor.
Kedua, pelaku ekraf akan diarahkan sesuai pasar. ASIK 2025 akan membantu pelaku ekraf mencari negara tujuan yang seusai dan menyesuaikan kualitas produk agar memenuhi standar negara tujuan.
Ketiga, akses pasar. ASIK 2025 akan membuka akses ke pasar global melalui jejaring dan peluang bisnis yang lebih luas.
Pada kesempatan tersebut, Teuku Riefky mengatakan, ASIK 2025 menghadirkan pendekatan kolaborasi yang komprehensif dalam mendukung pegiat ekraf untuk meningkatkan kapasitas produksi, memperbaiki kualitas produk, dan menjangkau akses pasar ekspor yang lebih luas.
“Kolaborasi menjadi kunci utama program ASIK yang dijalankan melalui sinergi dengan berbagai pihak seperti Kementerian UMKM, Kementerian Perdagangan, Bank Indonesia, Bank Syariah Indonesia (BSI), Shopee Indonesia, MRA Group, Paragon Corp, dan semua lembaga pemerintah yang memberi dukungan regulasi dan fasilitasi, maupun sektor swasta yang membuka akses ke jaringan pasar internasional yang lebih luas,” ujar Teuku Riefky.
Tandatangan MoU
Usai meluncurkan ASIK 2025, Menekraf Teuku Riefky bersama Menteri UMKM Maman Abdurrahman menandatangani kesepahaman bersama (Memorandum of Understanding/ MoU).
Tujuannya adalah mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan membangkitkan industri kreatif tanah air.

Pada kesempatan itu, Maman menegaskan, demi mencapai target pertumbuhan ekonomi pada visi Indonesia Emas 2045, yaitu 8%, perlu transformasi ekonomi ke berbagai subsektor strategis dalam ekonomi kreatif. Wujudnya adalah kewirausahaan berbasis inovasi.
“Kementerian UMKM siap mendukung dari sisi pembiayaan, pelatihan, dan akselerasi pasar domestik sehingga kami bisa memenuhi kebutuhan Kementerian Ekonomi Kreatif dalam memajukan industri ekonomi kreatif,” kata Maman Abdurrahman.
Barcode, nilai transaksi dan koneksi budaya
Pada sesi berikutnya, Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain, Kemenekraf, Yuke Sri Rahayu menjelaskan, program ASIK 2025 itu menerjemahkan kreativitas ke dalam rantai pasok global melalui representasi barcode atau kode QR Code.
Melalui barcode ini, terbukalah nilai transaksi dan koneksi budaya dari setiap karya nusantara untuk berinteraksi di berbagai belahan dunia dengan cepat dan mudah.
Diharapkan, ASIK 2025 akan menciptakan gairah lokal yang dapat mencapai transaksi global bukan hanya sekadar ekspor produk, tetapi juga mengenalkan budaya dan desain Indonesia yang melampaui batas-batas geografis.
Baca juga:
Kekayaan budaya lokal sebagai aset strategis
Subsektor fesyen, kriya, dan kuliner nyatanya telah menyumbang ekspor Indonesia sekitar 75% terhadap total PDB ekonomi kreatif. Ini menunjukkan bahwa kekayaan budaya lokal Indonesia bukan hanya identitas, tetapi juga aset strategis yang mampu menembus pasar global,” kata Yuke Sri Rahayu.
Di tempat yang sama, perwakilan Kementerian Perdagangan mengungkapkan tren nilai ekspor produk-produk ekonomi kreatif yang terus tumbuh sehingga dibutuhkan program untuk pengembangan produk, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, dan perluasan pasar global.
Data Kemendag menunjukkan, nilai ekspor untuk produk kreatif, di luar jasa kreatif, selama 5 tahun terakhir punya tren bertumbuh yang mencapai 26,48% sehingga subsektor prioritas punya daya saing yang cukup besar.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Fajarini Puntodewi memprediksi, Amerika Serikat akan tetap menjadi negara tujuan ekspor utama selain Swiss, Jepang, Hongkong, dan India.
Ia berharap, peluncuran ASIK 2025 akan mendorong kinerja ekspor ekonomi kreatif Indonesia dengan ekosistem yang semakin terstruktur dan dukungan dari berbagai pihak untuk memastikan keberlanjutan daya saing jenama kreatif Indonesia di pasar global.
Jadi, mau go international tahun ini sebagai pelaku ekraf subsektor fesyen, kuliner dan kriya?
Buruan daftarkan bisnismu dengan klik ini!***
Sumber & foto: Kemenekraf